tiap rumah dengan temboknya masing-masing
dibangunnya tinggi agar merasa terlindungi
dibangunnya kokoh agar merasa aman
diluar tembok itu ia beri lagi gerbang dan pagar
pagarnya tinggi menjulang
dengan berbagai jebakan agar tiada orang yg tak diinginkan masuk ke dalam
hanya yang diperkenankan boleh masuk
melalui pintu-pintu berlapis yang telah ia tentukan
baik
aman, nyaman, tentram...
tapi lama kelamaan,,,
tembok membuatnya lupa ada rumah lain disampingnya
pagar membuatnya lupa ada manusia lain disekitarnya,,, tetangga-tetangganya...
gerbang membuatnya lupa ada yang namanya kehidupan sosial, pertemanan,dan rasa kasih sayang
kadang semakin sibuk, semakin punya, semakin rumahnya ia bangun
mobilnya ditambah
kemanapun ia menjadi dirinya sendiri
di dalam rumahnya
atau jika di luar, berarti bersama kendaraan pribadinya
pagi sudah berangkat
sore datang dan langsung memasuki gerbang...
masing-masing sibuk
masing-masing merasa nyaman...
ia sudah lupa dengan kata angjangsana...
ia tak perlu, karena ia hidup sendiri...
Assalamu'alaikum warahmatullah...
andai aku atau kita merupakan salah seorang 'ia'
maka detik ini kuucapkan salam ini..
sungguh rindu dengan sapa dan salam...
kudoakan engkau selamat saudaraku, dan selalu disertai rahmat dalam perlindungan-Nya :D
karena manusia bukan diciptakan untuk hidup sendiri...
-luluarash-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar