Kamis, 23 Mei 2013

Dimanakah tempat yg terbaik?

-dari status seorang teman-

Saya teringat nasehat Yahya Ibn Mu’adz kepada saudaranya. Ketika saudaranya mengemukakan ingin tinggal di tempat yang paling baik di muka bumi, Yahya menjawab, “Menyinggung perkataanmu tentang keinginanmu tinggal di tempat yang paling baik di muka bumi ini, jadikanlah dirimu sebagai orang yang terbaik di antara manusia, kemudian menetaplah di manapun engkau suka. Sebuah tempat menjadi terhormat karena penduduknya, bukan karena yang lain.”

Di balik apa-apa yang tidak kita sukai, kadang Allah memberikan kebaikan yang sangat besar. Kadang kita mengharap hujan, tetapi mengeluh ketika ada mendung yang tebal. Sementara di balik apa-apa yang kita sukai, bisa jadi terdapat banyak kerugian yang tidak kita lihat saat ini.

Ustadz Fauzil Adhim

#Ulul Albab

#UlulAlbab; para pemilik kedalaman tafakkur, ya Shalih(in+at).
1)       #UlulAlbab beriman kepada Allah. Dalam iman itu, mereka takut akan ‘adzab Allah yang menimpa kaum pendurhaka. (QS 65: 8-10)
2)       Bagi #UlulAlbab, rasa takut itu menjaga mereka agar tak jatuh dalam murkaNya. Al Quran turun, senantiasa menjadi pengingat bagi mereka
3)       #UlulAlbab bersemangat menyimak sejarah & kisah masa lalu. Mereka menjadikannya pelajaran penting bagi hari-hari di hadapan. (QS 12: 111)
4)       Cerita sejati nan diambil ‘ibrahnya oleh #UlulAlbab; membenarkan hikmah terdahulu, menjelaskan segala sesuatu, menjadi petunjuk & rahmat.
5)       Maka #UlulAlbab selalu menemukan jalan mulia di tiap sempit musibah yang menekuknya maupun kelapangan nikmat yang mengulur jangkauannya
6)       #UlulAlbab belajar dari Adam & Hawa; dari kecemerlangannya, ketergelincirannya, taubatnya, & hari-hari awalnya di bumi yang tak mudah
7)       #UlulAlbab belajar dari Nuh, Hud, Shalih, & Luth; keteguhannya, pengabdiannya, da’wah siang malamnya, cintanya, tangisnya, kepasrahannya
8)       #UlulAlbab belajar dari Ibrahim-Ismail-Ishaq-Hajar-Sarah; ketabahannya, ujian dahsyatnya, kebapakannya, kemanusiannya, penataan cintanya
9)       #UlulAlbab belajar kuasa & kekayaan di jalan raya Sulaiman, belajar sempit & sakit di pematang-pematang Ayyub. Belajar gagal pada Yunus
10)   Pada Yusuf #UlulAlbab belajar didengki sebab punya banyak kelebihan, digoda sebab memiliki keunggulan, rela dipenjara tuk jaga kesucian
11)   Pada Asiyah #UlulAlbab belajar pertahankan iman di sisi kedurjanaan, pada Maryam ia dapati jaga kesucian buahkan nikmat sekaligus ujian 
12)   #UlulAlbab belajar dari Ya’qub tentang keayahan, dari Yusuf memaafkan, dari Musa kepemimpinan nan pelik; musuh jumawa & anak buah degil
13)   #UlulAlbab ambil ‘ibrah dari semua bentang kisah & sejarah, melangkah dalam hidayah, menuju arah yang cerah, meski kadang rasa gerah
14)   #UlulAlbab itu ahli dzikir & ahli tafakkur. Penciptaan langit bumi & silih bergantinya siang-malam membuatnya merenung. (QS 3: 190-191)
15)   Dalam berdiri, duduk, maupun berbaringnya, #UlulAlbab tak lepas dari asma Sang Pencipta, menggetar hatinya, mengalun pada alir darahnya
16)   Jernih fikir sang #UlulAlbab tentang segala ciptaanNya; tiada yang sia-sia sebab dibaca dalam namaNya, didayaguna tuk maslahat semesta
17)   #UlulAlbab adalah juga dia yang terus berburu tuk beroleh karunia nan baik, banyak & berharga dari sisi Allah, yakni hikmah. (QS 2: 269)
18)   Hikmah itu membuat #UlulAlbab memahami jalan kebenaran, arah ke keridhaan, langkah penuh bimbingan, Quran & Sunnah yang jadi pegangan
19)   #UlulAlbab ialah jua mereka yang mendalam ilmunya, hingga tahu batas memahami dalam iman, tak memaksakan diri, tak menghakimi. (QS 3: 7)
20)   Saat orang yang dalam hatinya ada kecenderungan sesat merumit-rumitkan ayat mutasyabihaat, #UlulAlbab sadar mengakui keterbatasan ilmu
21)   Dalam iman #UlulAlbab mengerti, semua adalah kata-kata Tuhan yang mulia, penuh tawadhu’ dia mohon tambahan pemahaman & kekuatan beramal
22)   #UlulAlbab itu mereka yang selalu memperkokoh pemahaman tauhidnya; bahwa Ilah-nya itu Allah yang Satu, tiada putra & sekutu. (QS 14: 52)
23)   #UlulAlbab memahami Quran sebagai penjelasan sempurna yang menerangi, peringatan paripurna yang menjaga diri, & tauhid tanpa kompromi
24)   #UlulAlbab itu beruntung; diselamatkan Allah dari sengkarutnya yang baik-suci dengan yang kotor-keji; berkat taqwa terjaga. (QS 5: 100)
25)   #UlulAlbab tahu; tidaklah sama antara yang thayyib <baik lagi suci>, dengan yang khabits <kotor lagi keji>, meskipun banyaknya memukau.
26)   #UlulAlbab menjaga taqwanya, maka Allah karuniakan furqan; pembeda yang haq dari bathil, yang suci dari nista, yang terpuji dari cela
27)   #UlulAlbab sungguh tekun menyimak warta-warta & apa yang dikatakan sesama, namun memilih tuk hanya ikuti yang terbaiknya. (QS 39: 18)
28)   Sungguh sabar sang #UlulAlbab menerima pengajaran yang mungkin berulangkali dia dengar, keluhan membosankan, atau olok-olok menyakitkan.
29)   Tapi dalam yang didengarkan, si #UlulAlbab adalah tuan yang berkemuliaan; tak izinkan dirinya merasa jadi korban, rugi, atau terhinakan
30)   Sang #UlulAlbab memahami semua orang & kejadian sebagai pelajaran; diikutinya kalimat baik walau berat, dijalaninya nasehat walau pahit
31)   Berulangkali #UlulAlbab dipuji sebagai yang berilmu & berhikmat; apakah ‘amal istimewanya? Ternyata mereka suka shalat malam. (QS 39: 9)
32)   #UlulAlbab ialah dia yang sujud & berdiri di malam hari dengan resau takut akan murkaNya, gerisik rindu pada rahmatNya, & getar cinta
33)   Sementara sekian dulu ya Shalih(in+at) tentang #UlulAlbab, moga Allah masukkan kita termasuk golongan mulia itu, sekarang & selamanya;)

repost dari notes seorang sahabat 'pemikir' yang repost dari kultweet-nya Salim A. Fillah

Rabu, 22 Mei 2013

nasehat Ali

Jika kau memerlukan nikmat dunia,
cukuplah islam sebagai nikmatmu.
Jika kau memerluka keasyikan,
cukuplah taat pada Allah sebagai keayikanmu.
dan Jika kau memerlukan pengajaran,
cukuplah al maut (kematian) itu sebagai pengajaran bagimu.
(Ali bin Abi Thalib)

Selasa, 07 Mei 2013

Discuss, Ideas, and Be Pioneer! Special Edition “Kerta Akar Wangi Anti Mikroba”



Discuss, Ideas, and Be Pioneer!
Special Edition “Kerta Akar Wangi Anti Mikroba”

Bermula dari keinginan menyelamatkan bumi...

Gelapnya malam tak membuat suasana dalam kamar ini meredup. Diskusi kami alot, tentang bagaimana kehidupan kami begitu boros dan mungkin suatu saat bumi ini akan bosan melayani kami. Tapi kehidupan seperti ini tak dapat terelakkan sekarang, itu telah menjadi kebutuhan.

“Tisu! Masa tiap kita praktikum, berapa banyak tisu yang kita habiskan? Tumpah dikit, sreeeet, berlembar-lembar tisu terpakai. Emang tisu terbuat dari apa sih? Kita bisa ga ya bikin alternatif sumber pembuatan tisu?”, curhat panjang seorang teman.
“Atau cara pengolahan tisu menjadi tisu kembali? Renewable tissue?”, sahut yang lain.
“Wah, keren tuh!”

Kebutuhan ini tak mungkin hilang.  Salah satu solusinya adalah mencari hal lain yang dapat menggantikan kayu sebagai bahan utama tisu, sesuatu yang tak mengharuskan paru-paru bumi hilang.

“Aku pengen dari pisang... sampah pisang banyak kan tuh”, celetuk teman yang suka sekali pisang dan berharap mempunyai kesempatan untuk meneliti pisang.
“Kalian pernah dengar 'banana paper'? Mereka buat kertas dari pisang lho”, saya menimpali.
“Beneraaaan?!”
Dan diskusi pun berlanjut...

Ide-ide cemerlang dan harapan-harapan tinggi terucap begitu saja ketika saya dan teman-teman sedang bertukar pikiran. Ber-ide itu menyenangkan, dan lebih menyenangkan lagi jika ide tersebut dapat terlaksana, membuahkan hasil yang bermanfat bagi kehidupan orang banyak.

Diskusi itu tak lekas hanya sharing kata-kata. Semangat kami berapi-api untuk mewujudkan ide-ide itu. Berbekal keyakinan bahwa ada hal yang bisa kami lakukan untuk mendukung keharmonisan tekonologi, kebutuhan manusia, dan lestarinya alam, kami datangi dosen untuk membuka wawasan lebih luas lagi. Setelah beberapa lama memilah-milih ide strategis, mengerucutlah gagasan kami pada pemanfaatan limbah akar wangi sebagai alternatif bahan baku kertas. Kami tahu, prosesnya akan panjang, tetapi begitulah proses sebuah penemuan.

Inilah saya dan teman-teman sekarang. Diluar jadwal kuliah yang super padat, mata kami menyala dalam bara semangat mengerjakan proyek terbesar abad ini bagi kami.

Akar wangi biasa dimanfaatkan dalam bentuk minyak akar wangi atau Vetiver Root Oil. Ekstraksi minyak dari tanaman ini membuat limbah akar wangi menumpuk dan digunakan terbatas dalam kesenian kriya. Limbah inilah yang kemudian kami garap untuk dijadikan sumber alternatif bahan baku kertas mengingat komposisi serat pada akar wangi. Penyelesaian dua masalah: limbah dan sumber kertas.

Ternyata, akar wangi ini pun punya kandungan antiseptik. Bukan tak mungkin, limbahnya pun masih mengandung vetiveron, senyawa antiseptik pada akar wangi, kemudian menjadi nilai plus bagi kertas kami. 
This it is! Kertas Akar Wangi Anti Mikroba. Masih dalam tahap pengembangan :)

Mimpi kami jauh, melewati waktu. Jika kertas ini berhasil terwujud, dengan karakter antimikroba, kertas ini akan menjadi inovasi baru dalam banyak bidang yang selama ini membutuhkan kertas. Sebagai pembungkus aseptik, dengan digunakan kertas antimikroba, penambahan pengawet pada makanan dapat diminimalkan atau usia simpan pada bahan-bahan obat simpilisia dapat lebih panjang. Kertas ini dapat menjadi kertas dokumen yang tak lekang dimakan zaman. Begitu banyak harap yang kami tumpukan pada proyek “Kertas Akar Wangi”.

Semuanya bermula dari sebuah keinginan, dari percakapan, bermunculan ide, kemudian tekad bersama. Entah pada akhirnya mungkin hanya hasil kami yang diingat oleh dunia. Tapi kami berusaha untuk menjadi salah satu dari mereka yang hanya berharap dirinya telah menyumbangkan hal bermanfaat bagi anak-cucunya.... para “Pioneers”.